Belajar Sejarah Kerajaan Islam di Museum Kesultanan Ternate

Kalau lo pengen ngerasain vibe sejarah yang bukan sekadar cerita textbook, tapi hidup dan bisa lo rasain langsung dari artefaknya, lo wajib banget belajar sejarah Kerajaan Islam di Museum Kesultanan Ternate. Museum ini bukan tempat biasa—ini adalah istana yang masih berdiri tegak dan menyimpan bukti kejayaan salah satu kerajaan Islam terbesar di Indonesia Timur.

Terletak di Pulau Ternate, Maluku Utara, museum ini sebenarnya adalah istana resmi Kesultanan Ternate yang dibuka untuk umum. Dari arsitekturnya aja udah bikin lo berasa balik ke masa lalu: rumah panggung besar dengan atap menjulang seperti tanduk, dikelilingi pemandangan laut, gunung Gamalama, dan langit biru khas timur Indonesia.

Tapi yang bikin tempat ini luar biasa adalah isi dan suasananya. Setiap ruang, setiap benda, dan setiap cerita di dalamnya membawa lo ke masa ketika Ternate adalah pusat kekuatan politik, ekonomi, dan spiritual di kawasan Nusantara. Lo gak cuma belajar sejarah, tapi juga merasakan denyut kejayaan Islam maritim yang pernah bikin dunia terpana karena kekuatan dan rempah-rempahnya.


Kesultanan Ternate: Islam, Rempah, dan Perlawanan terhadap Kolonialisme

Sebelum lo masuk ke museumnya, lo harus ngerti dulu konteks besar dari Kerajaan Islam Ternate. Berdiri sejak abad ke-13, kerajaan ini jadi salah satu kekuatan penting dalam penyebaran Islam di Indonesia timur. Islam masuk lewat para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Melayu, lalu diterima oleh elite kerajaan dan menyebar melalui dakwah dan sistem hukum Islam.

Yang bikin Ternate makin besar adalah posisinya sebagai produsen utama cengkeh, rempah yang waktu itu lebih berharga dari emas. Dengan komoditas ini, Kesultanan Ternate punya jaringan perdagangan internasional yang menghubungkannya ke Malaka, Jawa, Timur Tengah, hingga Eropa. Sultan Ternate punya kekuasaan maritim luas, bahkan bisa ngatur pulau-pulau tetangga dan bikin aliansi politik dengan kerajaan lain.

Tapi masa kejayaan ini juga menarik perhatian kolonial—Portugis, Spanyol, dan Belanda datang, bukan cuma buat dagang tapi juga menjajah. Dan dari sinilah muncul sosok-sosok epik seperti Sultan Baabullah, yang dikenal sebagai “Penguasa 72 Pulau” dan berhasil mengusir Portugis dari benteng mereka.

Nah, semua kisah ini bisa lo temuin saat belajar sejarah Kerajaan Islam di Museum Kesultanan Ternate. Bukan dari omongan orang, tapi dari dokumen, pusaka, hingga peninggalan Sultan secara langsung.


Isi Museum: Pusaka, Naskah Kuno, dan Jejak Peradaban Islam

Begitu lo masuk ke dalam Museum Kesultanan Ternate, lo bakal langsung berasa kayak masuk ke kapsul waktu. Interiornya masih dijaga keasliannya: lantai kayu, jendela besar, dan ruangan-ruangan temaram yang dipenuhi benda-benda sejarah.

Beberapa koleksi paling ikonik yang wajib lo perhatiin:

  • Tongkat dan mahkota Sultan: simbol kekuasaan spiritual dan politik kerajaan.
  • Naskah Al-Qur’an tulisan tangan dari abad ke-17: bukti peran besar Ternate dalam pendidikan Islam.
  • Tombak, keris, dan meriam kuno: alat perang sekaligus simbol pertahanan maritim.
  • Dokumen perjanjian dengan bangsa Eropa: kayak traktat dengan Portugis dan VOC Belanda.
  • Peta perdagangan dan jalur rempah dunia: lo bakal sadar Ternate itu penting banget di peta global.
  • Pakaian adat sultan dan permaisuri: lengkap dengan ornamen khas Islam dan simbol kebesaran.

Ada juga ruang singgasana di mana Sultan dulu menerima tamu agung atau utusan kerajaan lain. Bayangin aja, lo berdiri di tempat yang dulu jadi pusat keputusan politik dan agama. Rasanya magis dan historis sekaligus.


Islam di Ternate: Bukan Sekadar Agama, Tapi Sistem Hidup

Hal penting yang bakal lo dapet saat belajar sejarah Kerajaan Islam di Museum Kesultanan Ternate adalah bagaimana Islam di sini bukan cuma urusan ibadah. Tapi udah menyatu dalam sistem kerajaan—dari hukum, pendidikan, sampai diplomasi.

Beberapa poin penting:

  • Sultan sebagai pemimpin dunia dan akhirat: dia punya tanggung jawab religius sekaligus administratif.
  • Hukum Islam jadi dasar kebijakan: termasuk urusan pernikahan, perdagangan, hingga warisan.
  • Pesantren dan madrasah berkembang pesat: jadi pusat ilmu bagi wilayah timur Nusantara.
  • Dakwan Islam menyebar lewat armada laut: bukan hanya pedagang, tapi juga ulama keliling.
  • Kaligrafi dan seni Islami meresap ke budaya lokal: lo bisa lihat di ukiran istana dan pakaian adat.

Dengan semua ini, lo bisa lihat bahwa Islam bukan datang sebagai kekuatan asing. Tapi justru tumbuh dari dalam masyarakat dan memperkuat identitas mereka.


Aktivitas Seru Saat Berkunjung ke Museum Kesultanan Ternate

Selain eksplorasi isi museum, ada banyak hal yang bisa lo lakuin biar pengalaman belajar sejarah ini makin hidup dan berkesan.

Yang bisa lo coba:

  • Tur berpemandu dengan juru pelihara istana, lo bakal dapet cerita yang gak ada di buku.
  • Kunjungi Benteng Oranje atau Kalamata: benteng peninggalan Portugis dan Belanda yang dulu jadi musuh Kesultanan.
  • Mampir ke Masjid Sultan Ternate, salah satu masjid tertua yang masih aktif.
  • Belajar seni tradisional Ternate, kayak tarian Cakalele atau musik gambus Islami.
  • Jajan kuliner khas Ternate, kayak papeda kuah kuning atau gohu ikan yang sering disajikan di acara kerajaan.

Dan jangan lupa beli oleh-oleh batik Ternate yang motifnya terinspirasi dari simbol kerajaan dan rempah-rempah lokal.


Tips Maksimalin Kunjungan Sejarah lo ke Ternate

Biar agenda belajar sejarah Kerajaan Islam di Museum Kesultanan Ternate makin maksimal dan meaningful, catet tips ini:

  • Datang pagi atau siang hari, biar dapet waktu eksplor lebih lama.
  • Gunakan jasa guide lokal, mereka tahu cerita yang gak tertulis di brosur.
  • Berpakaian sopan, karena tempat ini masih punya nilai sakral bagi warga lokal.
  • Bawa catatan kecil atau rekam audio, banyak info penting dari penjaga museum.
  • Gabungkan dengan wisata alam, karena Ternate juga surganya pantai, danau, dan gunung.

Penutup: Belajar Sejarah, Menyatu dengan Akar Nusantara

Belajar sejarah Kerajaan Islam di Museum Kesultanan Ternate bukan sekadar kegiatan wisata. Ini adalah perjalanan ke masa ketika Indonesia timur jadi pusat kejayaan Islam, pusat rempah dunia, dan pusat diplomasi maritim yang bikin bangsa-bangsa Eropa datang penuh rasa ingin menguasai.

Dari istana sederhana tapi sakral ini, lo bakal sadar bahwa sejarah bukan milik Jakarta doang, atau Jawa doang. Ternate pernah berdiri gagah sebagai poros peradaban Islam Nusantara yang penuh strategi, spiritualitas, dan martabat.

Jadi kalau lo bener-bener cinta sejarah Indonesia dan pengen merasakannya langsung, jangan cuma dateng ke museum nasional. Coba sekali-sekali terbang ke Ternate. Karena di sinilah sejarah bukan cuma dipajang—tapi masih hidup dan dijaga dengan hati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *